A.
Konsep Pragmatik
Pragmatik
adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari bagaimana bahasa dipakai untuk berkomunikasi, terutama hubungan antara
kalimat dengan konteks dan situasi pemakaiannya. Konsep-konsep dalam pragmatik
di antaranya yaitu konteks. Konteks merupakan sesuatu yang menjadi
sarana untuk memperjelas suatu maksud tuturan dalam wacana. Dalam konteks
terdapat topik yang mendasari sebuah wacana. Dalam
pragmatik terdapat beberapa analiasis di antaranya adalah analisis
tujuan cara yaitu analisis yang menggambarkan keadaan awal sebagai
masalah. Terdapat pula analisis
heuristik yaitu analisis yang mengidentifikasi data pragmatik sebuah tuturan
untuk menginterpretasikan sebuah tuturan.
Dalam pragmatilk terdapat struktur wacana atau urutan komponen wacana
yang bermula dari yang paling kompleks ke yang kurang kompleks karena variasi
susunan unsur-unsur struktur wacana lebih besar dari pada struktur
kalimat. Dalam penerapan pragmatik terdapat
presuposisi ataupraanggapan. Praanggapan adalah dasar yang
digunakan penutur sebagai acuan bagi penutur yang lain dan mengacu kepada makna tersirat yang ”mendahului“ makna
kalimat yang terucapkan (tertulis). Contohnya terdapat kalimat
“Bukunya hilang”. Makna lain yang bisa
ditangkap, yaitu ‘dia mempunyai buku.’ Inilah yang disebut praanggapan. Untuk
membuktikannya, kita dapat menggabungkan keduanya dengan menempatkan
praanggapan di depan ujaran tadi menjadi: “Dia mempunyai buku, bukunya hilang”.
Selain itu terdpat pulaimplikatur yaitu asumsi awal penutur sebelum
melakukan tuturan bahwa apa yang akan disampaikan juga dipahami oleh penutur
lainnya. Contoh :
A :
Jam berapa sekarang?
B :
Adzan Maghrib telah terdengar
Ujaran A dan B tidak memiliki keterkaitan,
karena A menanyakan kepada B mengenai jam berapa sekarang , sedangkan B
berbicara tentang adzan maghrib. B menjawab seperti itu karena B beranggapan
bahwa A mengetahui pukul berapa adzan maghrib berkumandang. Jadi implikatur
dalam pragmatik merupakan sejenis makna yang terkandung dalam cakapan yang
dipahami oleh masing-masing partisipan.
Deiksis merupakan suatu cara untuk mengacu ke maksud tertentu dengan bahasa
yang hanya dapat ditafsirkan menurut makna yang diacu oleh penutur dan dipengaruhi
situasi pembicaraan. Dieksis merujuk pada dua cara yaitu anaforis dan
kataforis. Anaforis yaitu tuturan yang merujuk ke belakang, misalnya penggunaan
kata tersebut. Sedangkan kataforis tuturan merujuk ke depan, misalnya
penggunaan kata berikut. Prinsip kerjasama adalah prinsip kelancaran dalam
proses komunikasi antara seorang penutur cengan mitra tuturnya. Prinsip
kerjasama dibagi menjadi tiga yaitu maksim kualitas, kuantitas, dan cara.
Maksim kualitas yaitu maksim yang mengharuskan penutur mengucapkan tuturannya
berdasarkan kenyataan dan disertai bukti-bukti. Sedangkan maksim kuantitas
yaitu maksim yang mengharuskan penutur memberikan informasi yang diperlukan
atau seinformatif mungkin sehingga tidak melebihi informasi yang diperlukan.
Lain lagi dengan maksim cara yaitu maksim yang mengharuskan penuturnya
menjelaskan tuturan secara jelas, padat, dan tidak ambigu.
Konsep pragmatik yang terakhir adalah tindak tutur. Tindak tutur adalah
kemampuan bahasa penutur dalam menghadapi situasi tertentu yang menitikberatkan
kepada makna atau arti tindak. Tindak tutur dibedakan menjadi tiga yaitu
lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Lokusi adalah makna yang dikatakan sesuai
dengan ujaran. Sedangkan ilokusi adalah makna
yang dipahami oleh pendengar. Sebaliknya, perlokusi adalah makna yang
diinginkan oleh penutur. Contohnya Y berkata ‘aku lapar’. Dalam tindak
lokusi ‘Aku’ diartikan sebagai Y dan ‘lapar’ diartikan ingin memakan
sesuatu. Akan tetapi dalam tindak ilokusi ujaran Y diartikan bahwa Y meminta
makan. Sedangakan dalam tindak perlokusi, MT (Mitra tutur) mengambil tindakan
atas ujaran dari Y yang ingin makan, jadi MT mengambilkan makanan untuk Y.
B. Contoh
Pembelajaran dengan Berdasar pada Pendekatan Pragmatik
Pada bagian ini akan dipaparkan sedikit
contoh yang berkaitan dengan
pembelajaran bahasa indonesia yang didasarkan pada kemampuan
pragmatik. Dalam hal ini kami akan
mengacu pada suatu standar kompetensi dan kompetansi dasar yang menjadi acuan dalam proses
pembelajaran di kelas. Sampel yang kami
ambil adalah pembelajaran pada tingkat SMA, kelas X semester 1.
Aspeknya adalah berbicara dengan standar
kompetensinya yaitu “mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi melalui kegiatan berkenalan, diskusi, dan
bercerita”, dan kompetensi dasarnya
adalah “memperkenalkan diri dan orang lain di dalam forum resmi dengan intonasi
yang tepat”.
Dalam rancana pembelajaran (terlampir), siswa
diarahkan untuk dapat memperkenalkan diri dan orang lain dalam suatu forum yang
resmi. Dalam hal ini guru memberi arahan materi sebelum siswa memprektekan
kompetensi tersebut. Dalam arahannya guru menyampaikan materi bahwa dalam
memperkenalkan diri maupun orang lain haruslah kita memahami situasi yang ada
dalam forum itu.
Dari materi ini jelaslah bahwa unsur-unsur di
luar bahasa mulai diperhatikan, dengan
kata lain kemampuan pragmatik mulai diperkenalkan pada siswa. Lebih lanjut guru menerangkan hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam berbicara
(memperkenalkan diri) di dalam forum resmi, seperti dalam forum itu
dihadiri siapa saja (siswa berhadapan dengan siapa), orang yang diperkenalkan
itu siapa, status atau kedudukannya dalam forum menjadi apa, situasi yang
dihadapi seperti apa, tujuannya apa, dan berbagai hal yang lain yang perlu
diperhatikan (mengacu pada kajian pragmatik).
Selanjutnya guru mencoba menciptakan suatu
situasi atau kondisi pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa mendapat
kesempatan untuk menunjukan kompetensi yang dimilikinya dalam suatu situasi
yang diciptakan tersebut. Dengan memberikan peran-peran tertentu pada beberapa
orang, siswadihadapkan pada suatu situasi seperti yang diharapkan untuk belajar
menghadapi situasi tertentu.
Dalam rencana pembelajaran (terlampir), siswa
diarahkan untuk dapat memperkenalkan diri dan orang lain dalam suatu forum yang
resmi. Dalam hal ini guru memberi arahan materi sebelum siswa memprektekan
kompetensi tersebut. Dalam arahannya guru menyampaikan materi bahwa dalam
memperkenalkan diri maupun orang lain haruslah kita memahami situasi yang ada
dalam forum itu. Dari materi ini jelaslah bahwa unsur-unsur di luar bahasa
mulai diperhatikan, dengan kata lain kemampuan pragmatik mulai diperkenalkan
pada siswa. Lebih lanjut guru menerangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
berbicara (memperkenalkan diri) di dalam forum resmi, seperti dalam forum itu
dihadiri siapa saja (siswa berhadapan dengan siapa), orang yang diperkenalkan
itu siapa, status atau kedudukannya dalam forum menjadi apa, situasi yang
dihadapi seperti apa, tujuannya apa, dan berbagai hal yang lain yang perlu
diperhatikan (mengacu pada kajian pragmatik).
Selanjutnya guru mencoba menciptakan suatu
situasi atau kondisi pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa mendapat
kesempatan untuk menunjukan kompetensi yang dimilikinya dalam suatu situasi
yang diciptakan tersebut. Dengan memberikan peran-peran tertentu pada beberapa
orang, siswa dihadapkan pada suatu situasi seperti yang diharapkan untuk
belajar menghadapi situasi tertentu.
Sumber:
Yuri, D.D. (2013). Konsep Dasar Pragmatik.
[Online]. Tersedia:
http://zonailmu2012.blogspot.com/2013/06/kondisi-kejiwaaan-tokoh-theseus-dalam.html [ 18 November 2013]
Nugroho, R.A. (2010). Pragmatik dan
Pembelajaran Bahasa. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/RUDI_ADI_NUGROHO/kumpulan_makalah/pragmatik%26pembelajaran_bahasa.pdf [18 November 2013]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar